hhhhmmmmm ऽ

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

ONE PIECE RELOADED

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

ALL MEMBER JKT48 TEAM J

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Definisi Kepemimpinan, Tipe Kepemimpinan, dan Teori Kepemimpinan


  •       PENGERTIAN
Dalam bahasa Indonesia “pemimpin” sering disebut penghulu, pemuka, pelopor, pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, tua-tua, dan sebagainya. Sedangkan istilah Memimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara.
Istilah pemimpin, kemimpinan, dan memimpin pada mulanya berasal dari kata dasar yang
sama “pimpin”. Namun demikian ketiganya digunakan dalam konteks yang berbeda.
Pemimpin adalah suatu lakon/peran dalam sistem tertentu; karenanya seseorang dalam peran formal belum tentu memiliki ketrampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin. Istilah Kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan ketrampilan, kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang; oleh sebab itu kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang yang bukan “pemimpin”.
Pemimpin jika dialihbahasakan ke bahasa Inggris menjadi “LEADER”, yang mempunyai tugas untuk me-LEAD anggota disekitarnya. Sedangkan makna LEAD adalah :
o Loyality, seorang pemimpin harus mampu membagnkitkan loyalitas rekan kerjanya dan
memberikan loyalitasnya dalam kebaikan.
o Educate, seorang pemimpin mampu untuk mengedukasi rekan-rekannya dan mewariskan
tacit knowledge pada rekan-rekannya.
o Advice, memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang ada
o Discipline, memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan menegakkan kedisiplinan
dalam setiap aktivitasnya.

Tipe Kepemimpinan
Dalam praktiknya, dari ketiga gaya kepemimpinan tersebut berkembang beberapa tipe kepemimpinan; di antaranya adalah sebagian berikut (Siagian,1997).
1. Tipe Otokratis.
Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut: Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi; Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi; Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata; Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat; Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya; Dalam tindakan pengge-rakkannya sering memperguna-kan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.
2. Tipe Militeristis
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut : Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih sering dipergunakan; Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya; Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan; Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan; Sukar menerima kritikan dari bawahannya; Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
3. Tipe Paternalistis.
Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut : menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa; bersikap terlalu melindungi (overly protective); jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan; jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif; jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya; dan sering bersikap maha tahu.
4. Tipe Karismatik.
Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. 
5. Tipe Demokratis.
Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut : dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia; selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya; senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari bawahannya; selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai tujuan; ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain; selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya; dan berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.

Teori Kepemimpinan
Teori kepemimpinan pada umumnya berusaha untuk memberikan penjelasan dan interpretasi mengenai pemimpin dan kepemimpinan dengan mengemukakan beberapa segi antara lain : Latar belakang sejarah pemimpin dan kepemimpinan Kepemimpinan muncul sejalan dengan peradaban manusia. Pemimpin dan kepemimpinan selalu diperlukan dalam setiap masa. Sebab-sebab munculnya pemimpin Ada beberapa sebab seseorang menjadi pemimpin, antara lain:
a. Seseorang ditakdirkan lahir untuk menjadi pemimpin. Seseorang menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan dan pendidikan serta didorong oleh kemauan sendiri.
b. Seseorang menjadi pemimpin bila sejak lahir ia memiliki bakat kepemimpinan kemudian dikembangkan melalui pendidikan dan pengalaman serta sesuai dengan tuntutan lingkungan.
Untuk mengenai persyaratan kepemimpinan selalu dikaitkan dengan kekuasaan, kewibawaan, dan kemampuan.
1. Teori-teori dalam Kepemimpinan
a) Teori Sifat
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya.
b) Teori Perilaku
Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan.
C) Teori Situasional
Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut Sondang P. Siagian (1994:129) adalah
* Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas;
* Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan;
* Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan;
* Norma yang dianut kelompok;
* Rentang kendali;
* Ancaman dari luar organisasi;
* Tingkat stress;
* Iklim yang terdapat dalam organisasi.

Unsur-unsur & Hambatan Komunikasi


UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI
1.   Komunikator (communicator), yaitu memberi berita, yang dalam hal ini adalah orang yang berbicara, pengirim berita atau orang yang memberitakan.
2.    Menyampaikan berita, dalam hal ini dapat dilakukan dengan cara mengatakan, mengirim atau menyiarkan.
3.    Berita-berita yang disampaikan (message), dapat dalam bentuk perintah, laporan, atau saran.
4.   Komunikan (communicate), yaitu orang yang dituju, pihak penjawab atau para pengunjung. Dengan kata lain orang yang menerima berita.
5.   Tanggapan atau reaksi (response), dalam bentuk jawaban atau reaksi.
Kelima unsure komunikasi tersebut (Komuniakator, Menyampaikan berita, Berita-berita yang disampaikan, Komunikan dan Tanggapan atau reaksi) merupakan kesatuan yang utuh dan bulat, dalam arti apabila satu unsure tidak ada, maka komunikasi tidak akan terjadi. Dengan demikian masing-masing unsur saling berhubungan dan ada saling ketergantungan. Jadi dengan demikian keberhasilan suatu komunikasi ditentukan oleh semua unsure tersebut.


CARA PENYALURAN IDE MELALUI KOMUNIKASI


Pada umumnya komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan gerak gerik badan seperti tersenyum,menggelengkan kepala, dan mengangkat bahu.
     Dalam menyalurkan ide atau solusi harus ada si pengirim (sender) dan si penerima (receiver). Ide-ide yang diambil pun tidak sembarangan, tetapi ada penyaringan dan seleksi untuk diambil ide manakah yang terbaik untuk di ambil dan dilaksanakan untuk oleh organisasi tersebut agar mencapai tujuan bersama,serta visi dan misi suatu organisasi.



Tahap-Tahap Cara menyalurkan ide melalui komunikasi yaitu :



1.   IDE (gagasan) oleh sender.
2.   PERUMUSAN yaitu dalam perumusan ini ide si sender disampaikan oleh kata-kata.
3.   PENYALURAN (transmitting) yaitu penyaluran ini bisa lisan,tertulis,simbol maupun isyarat,dll.
4.   TINDAKAN yaitu tindakan ini sebagai contoh perintah-perintah dalam organisasi  dilaksanakan.
5.   PENGERTIAN yaitu kata-kata si sender dalam perumusan tadi dijadikan ide oleh si penerima.
6.   PENERIMAAN yaitu ide atau informasi ini diterima oleh penangkap berita (receiver).
Hambatan-Hambatan Komunikasi Dalam Organisasi
1.    Hambatan Teknis 
     Keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi. Dari sisi teknologi semakin berkurang dengan adanya temuan baru dibidang kemajuan teknologi, komunikasi dan informasi. Sehingga  saluran komunikasi dapat diandalkan dan efisien sebagai media komunikasi.

     Menurut Chruden dan Sherman, dalam bukunya  Personnel Management  , 1976, jenis hambatan teknis dalam komunikasi:

a. Pemilihan media (saluran) yang kurang tepat.
b. Kurangnya keterampilan membaca.
c. Kurangnya informasi atau penjelasan.
d. Tidak adanya rencana dan prosedur kerja yang jelas

      2.  Hambatan Semantik
     
     Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau ide secara efektif. Definisi semantik sebagai studi atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa.
     Kata-kata membantu proses pertukaran timbal balik arti dan pengertian (komunikan dan komunikator), tapi seringkali proses penafsirannya keliru. Tidak adanya hubungan antara simbol dan dengan apa yang di simbolkannya dapat mengakibatkan data yang dipakai ditafsirkan sangat berbeda dari apa yang dimaksudkan sebenarnya.
     Untuk menghindari misi komunikasi yang seperti ini, seorang komunikator harus memilih kata-kata yang tepat sesuai dengan karakteristik komunikannya, dan melihai kemungkinan penafsirannya  terhadap kata-kata yang dipakai.

      3. Hambatan Manusiawi

     Terjadi karena adanya faktor emosi dan prasangka pribadi, presepsi, kecakapan atau ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan panca indera manusia,dll.
     Menurut Chruden dan Sherman:
a. Hambatan yang berasal dari perbedaan individual manusia yaitu perbedaan umur, perbedaan presepsi,perbedaan keadaan emosi, perbedaan status, keterampilan mendengarkan, penyaringan dan pencairan informasi.

b. Hambatan yang ditimbulkan oleh iklim psikologis dalam organisasi yaitu Suasana iklim kerja dapat mempengaruhi sikap dan perilaku staff dan efektifitas komunikasi organisasi.

Klasifikasi komunikasi dalam organisasi

     Dalam komunikasi organisasi terdapat beberapa macam klasifikasi komunikasi dan diantaranya adalan sebagai berikut:

1. Dari segi keresmiannya:
    a. Komunikasi formal : komunikasi yang langsung resmi.
    b. Komunikasi informal : komunikasi yang tidak resmi. 

2.Dari segi lawannya:
    a. Komunikasi satu lawan satu : berbicara dengan lawan bicara yang sama.
    b. Komunikasi satu lawan banyak(kelompok) : berbicara antara satu orang dengan satu kelompok.
    c. Komunikasi  lawan kelompok : berbicara antara satu kelompok dengan kelompok yang lain.

3.  Dari segi arahnya:
    a. Komunikasi ke atas : komunikasi dari bawahan ke atasan.
    b. Komunikasi ke bawah : komunikasi dari atasan ke bawahan.
    c. Komunikasi horizontal : komunikasi ke sesama manusia yang derajatnya / tingkatnya    sama.
    d. Komunikasi satu arah : Komunikasi tanpa ada timbal balik.
    e. Komunikasi dua arah : komunikasi dengan adanya timbal bakik / saling berkomunikasi.

4. Dari segi sifatnya:
    a. Komunikasi lisan : komunikasi yang langsung berbicara.
    b.Komunikasi tertulis : komunikasi yang melalui tulisan.
    c. Komunikasi verbal : komunikasi yang dibicarakan / diungkapkan.
    d. Komunikasi nonverbal : komunikasi yang tersirat.



Klasifikasi Informasi dalam Organisasi


Seringkali organisasi melakukan usaha pengklasifikasian dan pengamanan informasi adalah karena mandat regulasi organisasi dan pelaksanaan kebijakan organisasi. Sebagai contoh adalah informasi finansial dalam organisasi perbankan yang mau tidak mau harus diberikan proteksi dengan level tertentu, agar bank-nya tetap dipercaya nasabah. Organisasi lainnya melakukan usaha pengklasifikasian dan pengamanan informasi adalah karena adanya perjanjian kontrak untuk melindungi informasi dengan konsumennya atau mitra bisnisnya.
Padahal banyak sekali keuntungan yang akan diperoleh bila organisasi dengan kesadaran sendiri melakukan pengklasifikasian dan pengamanan aset informasinya. Sebab, dalam pengamanan informasi, melakukan pengklasifikasian informasi sangatlah penting. Memberikan pengamanan yang sesuai akan menghemat sumberdaya organisasi dan membuat pengelolaan informasi menjadi efisien dan efektif. Akhirnya akan membantu meningkatkan kualitas data/informasi yang digunakan sebagai bahan untuk mengambil keputusan.
Keuntungan melakukan klasifikasi data/informasi bagi organisasi adalah :
1. Meningkatkan kerahasiaan, keutuhan dan ketersediaan data dikarenakan pengendalian yang tepat terhadap semua data dalam organisasi.
2. Menghemat biaya operasional pemeliharaan dikarenakan mekanisme perlindungan data dirancang dan dilaksanakan hanya terhadap data yang memang memerlukannya.
3. Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dikarenakan data sumbernya sudah tertata kualitasnya.
4. Mendukung pelaksanaan arsitektur keamanan informasi agar organisasi memperoleh posisi yang lebih baik dimasa yang akan datang.
5. Menyediakan proses untuk melakukan review semua fungsi organisasi dan menentukan prioritas serta nilai data.
Sistem pengklasifikasian informasi yang efektif akan membuat informasi mudah dimengerti serta mudah digunakan dan dipelihara. Selain itu manajemen akan dengan cepat dapat mengetahui dan menentukan tingkat pengamanan suatu informasi, yang tentunya akan membuat efisien sumber daya yang diperlukan.
Memulai melakukan pengklasifikasian informasi
Sebelum melakukan pengklasifikasian informasi, seorang profesional keamanan informasi (profesional KI) perlu memberikan beberapa pertanyaan terhadap proyeknya itu :
- apakah pihak eksekutif mendukung ?
Tanpa dukungan eksekutif, pengklasifikasian informasi menjadi sulit dicapai atau tidak akan berpengaruh dalam organisasi. Sebab dukungan eksekutif penting dalam upaya mensosialisasikan regulasi klasifikasi informasi.
- apa yang akan dilindungi dan dari apa ?
Profesional KI perlu membuat matrik analisa serangan dan resiko yang mungkin akan terjadi terhadap data/informasi organisasi, disertai solusi untuk mengeliminir resiko dan serangan tersebut. Selain itu perlu diberikan juga analisa impak yang terjadi terhadap organisasi atas serangan/resiko dan recoverinya.
- apakah terdapat kebijakan tertentu yang harus dipertimbangkan ?
Kebijakan tertentu bisa saja berdampak pada pengklasifikasian informasi, untuk itu seorang profesional KI perlu mengetahui semua kebijakan yang ada dalam organisasi yang akan berpengaruh dalam implementasi keamanan informasi.
- apakah organisasi mempunyai rasa memiliki data ?
Organisasilah yang memiliki data, bukan milik bagian TI. Sehingga organisasi secara keseluruhan harus mempunyai tanggung jawab terhadap pengelolaan data/informasi tersebut. Bila hanya diserahkan pada orang-orang TI saja, tentunya akan menjadi tidak efektif. Sebab pengamanan data merupakan keseluruhan proses yang terjadi terhadap setiap kegiatan dari data itu.
Bagaimana informasi diklasifikasikan
Pendekatan yang dipakai untuk melakukan klasifikasi informasi yang efektif dan efisien berbeda-beda dari setiap organisasi. Hal ini sangat bergantung dari jenis organisasi serta kepentingannya. Namun tahapan secara umum yang dapat dipakai seperti berikut :
1. Mengidentifikasi semua sumber daya informasi yang perlu dilindungi.
2. Mengidentifikasi ukuran pengamanan informasi yang akan diterapkan pada masing-masing kelas informasi. Secara garis besar pengamanan yang diterapkan pada informasi adalah otentikasi, pengendalian akses, penyandian, pengawasan secara administratif, pengawasan secara teknologi dan/atau asuransi.
3. Mengidentifikasi tingkat guna dan nilai informasi.
4. Memetakan ukuran perlindungan informasi untuk masing-masing tingkat informasi.
5. Mengklasifikasi informasi : kebanyakan pengklasifikasian data/informasi terfokus hanya pada kerahasiaan data saja. Namun sesungguhnya pengklasifikasian informasi lebih dari itu, misalnya :
a. Klasifikasi berdasarkan derajat kecepatan, misalnya : prioritas, urgent, segera;
b. Klasifikasi berdasarkan tingkat kerahasiaan, misalnya : top secretsecretconfidential;
c. Klasifikasi berdasarkan frekuensi penggunaan, misalnya : sering, kadang, sekali pakai;
d. Klasifikasi berdasarkan waktu pemakaian, misalnya : tahun, bulan, minggu, jam;
e. Klasifikasi berdasarkan kewenangan, misalnya : editread only;
f. Klasifikasi berdasarkan isi, misalnya : keuangan, politik, ekonomi;
g. Klasifikasi lain yang didefinisikan organisasi, misalnya : umum, pivateclientstaff only.
6. Evaluasi secara berkala : nilai guna dan kepentingan sebuah informasi memiliki tenggang waktu tertentu, sehingga proses evaluasi secara berkala sangat diperlukan untuk menentu kembali klasifikasi informasi tersebut. Evaluasi ini pada dasarnya adalah perulangan proses 1 sampai 5 di atas terhadap setiap informasi dalam setiap periode evaluasi.
Contoh pengklasifikasian informasi
Restricted : informasi yang dilindungi, yang bila tidak ditangani dengan benar dapat secara serius mengakibatkan kerugian, impaknya termasuk pelanggaran hukum, atau kontrak atas perlindungan privasi.
Sensitive : informasi penting yang dilindungi dimana bila tidak ditangani dengan benar dapat merusak berfungsinya suatu sistem atau berdampak pada bisnis, finansial dan hukum.
Operasional : informasi yang bila tidak ditangani dengan benar menimbulkan kerusakan minimal, namun begitu dapat membuat ketidak-nyamanan, merusak kredibilitas/reputasi atau rahasia pribadi.
Private : merupakan informasi data pribadi atau data milik perseorangan yang bukan merupakan informasi untuk umum.
Unrestricted : yang dapat diakses secara bebas sebagai informasi umum.


Proses Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM SUATU ORGANISASI
Pengambilan keputusan dalam berorganisasi merupakan suatu hal yang penting untuk diperhatikan dalam berorganisasi. Dalam hidup berorganisasi yang etrdiri dari beberapa individu yang memiliki cara pandang serta pemikiran yang benerka ragam. Perlu adanya suatu kata mufakat agar organisasi dapat berjalan sebagaimana mestinya. Untuk itu perlu diperhatikan proses pengambilan keputusan dalam berorganisasi. Adapun metode atau proses pengambilan keputusan dapat kita tembuh malelui langkah-langkah berikut:
A.      Identifikasi masalah
Dalam mengambil suatu keputusan, terlebih dahulu kita harus mengetahui selub belu permasalahan yang akan kita selesaikan. Agar tidak terkadi kesalahan dalam engambilan keputusan.
B.      Mengambil alternative keputusan
Setelah kita mengetahui akar permasalahan yang tengah dihadapi, maka selanjutnya kita akan mengambil beberapa alternative pemecahan masalah terbaik yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
C.      Penentuan / pengambilan keputusan
Pada tahap ini, beberapa alternative penyelesaian masalah dirundingkan secara mufakat untuk mengambil keputusan terbaik dalam menyelesaikan masalah tersebut. Dalam pengambilan keputusan ini, dilakukan secara mufakat agar tidak merugikan pihak manapun.
D.      Pengawasan terhadap keputusan yang telah di ambil
Setelah keputusan di ambil, tidak serta merta semua masalah telah dipercahkan. Namun kita perlu mengawasi bahwa keputusan yang telah di ambil secara mufakat tersebut dijalankan sampai suatu masalah tersebut diselesaikan.

Pengertian Motivasi dan Teori-Teori Motivasi

Motivasiadalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Dalam definisi tersebut, ada elemen utama, yaitu intensitas, arah, dan ketekunan. Pada 1950-an, teori motivasi mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Teori motivasi yang berkembang pada masa itu, antara lain hierarki teori kebutuhan, teori X dan Y, serta teori dua faktor.Teori motivasikuno dikenal sebagai dasar berkembangnya teori yang ada hingga saat ini.
Manusia bukanlah benda mati yang hanya bergerak apabila mendapatkan daya dari luar yang mendorongnya, melainkan makhluk yang memiliki daya-daya dari dirinya sendiri untuk bergerak. Inilah motivasi. Oleh karena itu, teori motivasi sering juga disebut sebagai penggerak perilaku (the energizer of behaviour). Ada juga yang mengatakan bahwa motivasi adalah penentu (determinan) dari perilaku. Motivasi adalah suatu konstruk teoretis mengenai terjadinya perilaku individu.

Teori Motivasi - Teori Motivasi dalam Definisi dan Konsep banyak teori motivasi yang bisa kita pelajari untuk mengetahui apa yang menjadi motivasi seseorang untuk berperilaku tertentu atau bersikap. Setiap kita sudah tentu memiliki motivasi jika ingin melakukan sesuatu, dan motivasi inilah yang menjadi acuan kita untuk memenuhi apa yang kita butuhkan. Semua motivasi yang ada dalam diri seseorang bisa kita telaah lebih jauh dari Melalui penjabaran teori motivasi yang dikemukakan oleh beberapa ahli psikologi ini, kita bisa mengerti bagaimana seseorang itu bisa memiliki motivasi untuk melakukan sesuatu. Bahwa motivasi setiap individu itu berbeda-beda dikarenakan oleh rangsangan yang mereka terima berbeda-beda. Selain itu berdasarkan juga dapat dilihat mengapa rangsangan bisa menentukan hasil perilaku seseorang dalam melakukan motivasinya. Berikut beberapa teori motivasi yang telah dikemukakan oleh para ahli Teori-Teori Motivasi Periode Awal

Teori Insting Insting menjadi dasar dari teori motivasi. Insting adalah suatu disposisi atau kecenderungan yang ditentukan secara untuk berperilaku dengan cara tertentu bila dihadapkan dengan rangsangan-rangsangan tertentu. Teori motivasi dalam bentuk teori insting ini didukung oleh teori perilaku yang dikemukakan oleh William James.Perilaku manusia ditentukan oleh insting, dan perilaku manusia sejak lahir lebih banyak dari binatang.Teori motivasi ini berdasarkan dari dua teori dasar, yaitu&. Keduadalam teori motivasi homoestatis bisa dijabarkan sebagai berikut:
Teori motivasi yang didasarkan atas determinan-determinan yang bersifat biologis, yang dikemukakan oleh Clark Leonard Hull. Teori ini mengatakan bahwa bila organisme kekurangan zat tertentu, seperti lapar atau haus, maka akan lahirlah kebutuhan yang menciptakan ketegangan dalam tubuh.Aroussal Theory.Teori motivasi ini dikemukakan oleh Elizabeth Duffy. Teori ini mengatakan bahwa organisme tidak selalu berusaha untuk menghilangkan ketegangan, tetapi justru sebaliknya organismeseringkali meningkatkan ketegangan dalam dirinya. Tingkat ketegangan ini berbeda antara individu yang satu dengan individu lainnya, karena sifatnya sangat subjektif. Ada hubungan positif antara efisiensi perilaku dan rangsang yang optimal apabila adanya tegangan yang standar, atau dengan kata lain hal itu dapat terjalin apabila homoestatis terjadi.Teori Atribusi

Teori motivasi dalam teori atribusi ini tidak mendasarkan pemikiran teorinya pada determinan biologis melainkan psikologis dan lingkungan. Teori ini dikemukakan oleh Fritz Heider, yang mengatakan bahwa bagaimana seseorang menafsirkan atau berusaha untuk mengerti apa yang terjadi disekitarnya, akan menentukan perilakunya. Perilaku-perilaku tergantung pada daya-daya efektif dari dalam diri individu dan yang ada dalam lingkungan.Teori Aktualisasai Diri
Teori motivasiini mengungkapkan bahwa pengarahan perilaku manusia untuk mencapai tujuan yang setinggi mungkin, didasari atas suatu reaksi dari perpindahan pemahaman dari pandangan mekanistik. motivasi ini menolak hubungan antara stimulus dan respon yang bersifat mekanistik, karena manusia adalah makhluk rasional. Oleh karena itu, setiap rangsangan yang masuk, akan mengalami proseskognitif terlebih dahulu sebelum terjadinya suatu proses.Teori-Teori Motivasi Periode Baru
Teori Motivasi Hierarki KebutuhanTeori motivasi yang paling terkenal adalah hierarki teori kebutuhan yang dicetuskan oleh Abraham Maslow. Abraham menyebutkan dalam hipotesisnya bahwa dalam setiap diri manusia terdapat >Fisiologis berupa rasa lapar, haus,,seksual, dan kebutuhan fisik lainnya.
Rasa aman berupa rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional.
Sosial berupa rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan.

Penghargaan berupa faktor penghargaan internal dan eksternal.
Aktualisasi diri berupa pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri.
Teori motivasi ini mengklasifikasikan lima kebutuhan ke dalam beberapa tingkatan. Kebutuhan fisiologis dan rasa aman dikelompokkan sebagai kebutuhan bawah, sedangkan kebutuhan sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan tingkat atas. Perbedaan antara kedua tingkat tersebut terletak pada dasar pemikiran bahwa kebutuhan tingkat atas dipenuhi secara internal, sementara kebutuhan tingkat rendah secara dominan dipenuhi secara eksternal.
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham ini mendapatkan pengakuan dari para manajer karena teori ini logis secara intuitif. Akan tetapi, teori motivasi ini tidak diperkuat yang menunjukkan bukti empiris dan tidak menemukan pendukung yang kuat.Teori X dan Teori Y
Teori motivasi ini dikembangkan oleh Douglas McGregor setelah mengkaji cara para manajer berinteraksi dengan para karyawan. Kesimpulan yang didapatkan adalah pandangan manajer mengenai sifat manusia didasarkan pada beberapa kelompok asumsi tertentu dan para manajer cenderung membentuk perilaku terhadap karyawan berdasarkan asumsi-asumsi tersebut.
Ada empat asumsi yang dimiliki manajer dalam teori X, yaitu sebagai berikut.
Pada dasarnya, karyawan tidak menyukai dan sebisa mungkin menghindari pekerjaan. Karena karyawan tidak menyukai pekerjaan, karyawan akan dikendalikan atau diancam dengan hukuman untuk mencapai Karyawan akan menghindari tanggung jawab dan mencari perintah formal.Sebagian karyawan menempatkan di atas semua faktor lain yang terkait dengan pekerjaan dan menunjukkan sedikit ambisi. Selain empat asumsi dalam teori motivasi pada teori X, ada empat asumsi yang dijelaskan dalam teori motivasi pada teori Y. Berikut ini empat asumsi teori Y.
Karyawan menganggap kerja sebagai hal yang menyenangkan, seperti istirahat atau Karyawan akan berlatih mengendalikan diri dan untuk mencapai berbagai tujuan. Karyawan bersedia untuk menerima, mencari, dan bertanggung jawab.
Teori Motivasi Kontemporer

Teori motivasi merupakan sebuah teori yang telah dikembangkan sejak lama. Teori ini menggambarkan kondisi pemikiran saat ini dalam menjelaskan motivasi karyawan. Teori motivasi kontemporer mencakup beberap teori, di antaranya sebagai berikut.
1. Teori Kebutuhan Menurut McClelland
kebutuhan yang dikembangkan oleh David McClelland ini berfokus pada tiga kebutuhan, yaitu: Kebutuhan berprestasi Kebutuhan berkuasa Kebutuhan berafiliasi
2. Teori Evaluasi Kognitif
kognitif merupakan teori motivasi yang menyatakan bahwa pemberian penghargaan-penghargaan ekstrinsik untuk perilaku yang sebelumnya memuaskan secara intrinsik cenderung mengurangi tingkat motivasi secara keseluruhan. Teori ini telah diteliti secara eksensif dan ada banyak studi yang mendukungnya.
3. Teori Penentuan Tujuan
Teori penentuan tujuan merupakan teori motivasi yang mengemukakan bahwa niat untuk mencapai tujuan merupakan sumber motivasi kerja yang utama. Jadi, tujuan memberi tahu seorang karyawan apa yang harus dilakukan dan berapa banyak yang harus dikeluarkan.
Jenis-Jenis Motivasi dari Teori Motivasi
Terdapat beberapa jenis motivasi yang bisa dijabarkan berdasarkan dari teori motivasi yang telah dikemukakan di atas. Para ahli telah melakukan yang mendalam untuk mengetahui jenis-jenis motivasi ini. Dalam penelitian tersebut, para ahli telah berhasil mengelompokkan motivasi ke dalam beberapa jenis, yaitu:
Motivasi Dasar.&Motivasi yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan biologis, seperti makan, minum, bernafas, bergerak, istirahat, berkembang, perlindungan diri dan sebagainya.Motivasi Sosial.
Motivasi sosial adalah jenis motivasi yang dipelajari. Motivasi sosial itu dapat dibeda-bedakan pada setiap dan kelompok masyarakat. Motivasi ini merupakan perkembangan dari motivasi yang dipengaruhi oleh nilai-nilai sosial, adat-istiadat, kultur masyarakat, lingkungan, serta letak geografis.
Motivasi Objektif.
Motivasi yang dijabarkan dari temuan dilapangan dan teori motivasi ini timbul dan ditujukan untuk berinteraksi secara efektif dengan lingkungan, seperti menyelidiki untuk mendapatkan kebenaran,memanfaatkan sesuatu yang berguna, serta keinginan atau kecenderungan untuk melakukan sesuatu kegiatan yang disenangi.

strategi penyelesaian konflik


STRATEGI PENYELESAIAN KONFLIK
Pendekatan penyelesaian konflik oleh pemimpin dikategorikan dalam dua dimensi ialah kerjasama/tidak kerjasama dan tegas/tidak tegas. Dengan menggunakan kedua macam dimensi tersebut ada 5 macam pendekatan penyelesaian konflik ialah :
1. Kompetisi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan satu pihak mengalahkan atau mengorbankan yang lain. Penyelesaian bentuk kompetisi dikenal dengan istilah win-lose orientation.
2. Akomodasi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan kompetisi bayangan cermin yang memberikan keseluruhannya penyelesaian pada pihak lain tanpa ada usaha memperjuangkan tujuannya sendiri. Proses tersebut adalah taktik perdamaian.
3. Sharing
Suatu pendekatan penyelesaian kompromistis antara dominasi kelompok dan kelompok damai. Satu pihak memberi dan yang lkain menerima sesuatu. Kedua kelompok berpikiran moderat, tidak lengkap, tetapi memuaskan.
4. Kolaborasi
Bentuk usaha penyelesaian konflik yang memuaskan kedua belah pihak. Usaha ini adalah pendekatan pemecahan problem (problem-solving approach) yang memerlukan integrasi dari kedua pihak.
5. Penghindaran
Menyangkut ketidakpedulian dari kedua kelompok. Keadaaan ini menggambarkan penarikan kepentingan atau mengacuhkan kepentingan kelompok lain.



Konflik dalam Organisasi


 Sumber konflik dalam organisasi dapat ditelusuri melalui Konflik dalam diri individu (intrapersonal conflict), Konflik antarindividu (Interpersonal conflict), Konflik antarkelompok (Intergroup conflict), ataupun Konflik antar individu dengan kelompok.
Faktor-faktor yang menyebabkan sebuah konflik
• faktor komunikasi (communication factors)
• faktor struktur tugas maupun struktur organisasi (job structure or organization structure)
• faktor yang bersifat personal. (personal factors)
• faktor lingkungan (environmental factors)
1. Konflik ini bisa berasal dari dalam diri. penyebab dari dalam bisa bersumber dari sifat-sifat atau ciri-ciri kepribadian dari orang yang bersangkutan. Hal ini terjadi karena seseorang diperhadapkan pada dua tujuan atau karena harus membuat keputusan untuk memilih alternative yang terbaik.
2. Konflik yang bersumber dari luar. Misalnya,
tuntutan lingkungan kerja yang baru, kehilangan kebebasan pribadi, erosi kontak wajah, terus-menerus dipaksa mempelajari keterampilan kerja baru karena tuntutan pekerjaan, dan terlewatkan dalam promosi jabatan.
3. Konflik yang disebabkan oleh pembagian sumber daya (resource interdependence). Antarunit kerja bersaing karena untuk mendapatkan sumber daya yang lebih (personil, dana, material, peralatan, ruangan, fasilitas computer dan lainnya).
4. Deskripsi tugas yang tidak jelas. Ini akan mengakibatkan konflik karena tidak ada guide lines dan policies yang jelas, akan membuat kelompok lainnya tersinggung karena dilangkahi.
5. Perbedaan kekuasaan dan status. Biasanya terjadi karena suatu departemen merasa lebih penting atau memiliki rasa over value ketimbang departemen lainnya. Departemen yang lainnya pasti akan merasa dilecehkan.
6. Perbedaan sistem imbalan dan intensif yang diatur per-unit, bukan berdasarkan tujuan organisasi.
7. Faktor birokratik, dimana pegawai lini memiliki wewenang dalam proses pengambilan keputusan sementara staf lebih pada memberikan rekomendasi atau saran. Sering pegawai lini merasa lebih penting, sementara staf merasa lebih ahli. Ujung-ujungnya konflik.
8.sistem komunikasi dan informasi yang terganggu. Kadang, terjadi misunderstanding di kalangan pelaku organisasi karena informasi yang diterima kurang jelas atau bertentangan dengan tujuan yang sebenarnya.




Struktur Skema Organisasi


Struktur Skema Organisasi
1. SKEMA ORGANISASI
Skema atau bagan organisasi adalah suatu lukisan yang dimaksudkan untuk menggambarkan susunan organisasi baik mengenai fungsi, bidang, tingkatan maupun rentang kendalinya, yang memberikan manfaat bagi organisasi tersebut dan juga adanya keterikatan antara satu bagian dengan bagian yang lain di mana dapat saling membantu antar bagian jika ada kesulitan dan juga dapat menyelesaikan suatu masalah dengan musyawarah untuk mencapai mufakat.
2.    Macam-macam Skema Organisasi:
a. Berdasarkan teknik atau cara membuatnya:


-          Skema organisasi Tegak Lurus dari atas kebawah
-          Skema organisasi Mendatar dari kiri kekanan
-          Skema organisasi gabungan Tegak Lurus dan Mendatar
-          Skema organisasi Lingkaran
-          Skema organisasi Gambar
b. Berdasarkan isi atau fungsi didalamnya
§  Skema Organisasi Fungsional
Menjelaskan tentang letak dari fungsi-fungsi tugas dalam hubungannya dengan fungsi-fungsi yang lain dan saling berkaitan antara satu dengan yang lain.
§  Skema Organisasi Jabatan
Menjelaskan tentang garis wewenang yang harus dianut sesuai dengan jabatan masing-masing, tetang cara bekerja, apa yang harus ia lakukan dan pencapaian yang ia dapatkan.


§  Skema Organisasi Nama
Menjelaskan tentang garis wewenang yang harus dianut sesuai dengan nama-nama para pejabat yang bersangkutan, yang mengejarkan pekerjaan sesuai dengan bidangnya


§  Skema Organisasi Nama dan Jabatan
Menggabungkan antara masing-masing jabatan dengan masing-masing nama para pejabat dalam suatu organisasi.


§  Skema Organisasi Struktur
Menjelaskan tingkatan jenjang antara unit-unit dalam organisasi tersebut, dan juga fungsi-fungsi antara bagian-bagian itu satu sama lain yang saling berhubungan dan juga saling membantu.






CONTOH SKEMA KEPRES No.67




Arti Pentingnya Organisasi


Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi. atau dapat disebut sebagai bentuk formal dari sekelompok manusia dengan tujuan individualnya masing-masing (gaji, kepuasan kerja, dll) yang bekerjasama dalam suatu proses tertentu untuk mencapai tujuan bersama(tujuan organisasi). Agar tujuan organisasi dan tujuan individu dapat tercapai secara selaras dan harmonis maka diperlukan kerjasama dan usaha yang sungguh-sungguh dari kedua belah pihak (pengurus organisasi dan anggota organisasi) untuk bersama-sama berusaha saling memenuhi kewajiban masing-masing secara bertanggung jawab, sehingga pada saat masing-masing mendapatkan haknya dapat memenuhi rasa keadilan baik bagi anggota organisasi/pegawai maupun bagi pengurus organisasi/pejabat yang berwenang.
Pengertian organisasi dan metode secara lengkap: rangkaian proses kegiatan yang harus dilakukan untuk meningkatkan kegunaan segala sumber dan factor yang menentukan bagi berhasilnya proses manajemen terutama dengan memperhatikan fungsi dan dinamika organisasi atau birokrasi dalam rangka mencapai tujuan yang sah ditetapkan.

Kesimpulannya adalah betapa pentingnya organisasi bagi kehidupan kita, karena hampir setiap aspek kehidupan kita tidak lepas dari apa yang dinamakan organisasi. Organisasi dibentuk agar kita dapat menyelesaikan masalah dan mencapai tujuan dengan cara bekerjasama antara satu sama lain didalam suatu organisasi.

Organisasi Berdasarkan Tipe/Bentuknya

Organisasi Berdasarkan Tipe/Bentuknya
1. Organisasi Lini
Diciptakan oleh Henry Fayol, organisasi lini adalah suatu bentuk organisasi yang menghubungkan langsung secara vertical antara atasan dengan bawahan, sejak dari pimpinan tertinggi sampai dengan jabatan-jabatan yang terendah, antara eselon satu dengan eselon yang lain masing-masing dihubungkan dengan garis wewenang atau komando. Organisasi ini sering disebut dengan organisasi militer. Organisasi Lini hanya tepat dipakai dalam organisasi kecil. Contohnya; Perbengkelan, Kedai Nasi, Warteg, Rukun tetangga.
http://amamizu.files.wordpress.com/2010/10/untitled1.jpg?w=400&h=250 
contoh struktur organisasi lini
2. Organisasi Lini dan Staff
Merupakan kombinasi dari organisasi lini, asas komando dipertahankan tetapi dalam kelancaran tugas pemimpin dibantu oleh para staff, dimana staff berperan memberi masukan, bantuan pikiranm saran-saran, data informasi yang dibutuhkan.
http://amamizu.files.wordpress.com/2010/10/untitled2.jpg?w=412&h=240 
contoh struktur organisasi lini dan staff
3. Organisasi Fungsional
Diciptakan oleh Frederick W. Taylor, Organisasi ini disusun berdasarkan sifat dan macam pekerjaan yang harus dilakukan, masalah pembagian kerja merupakan masalah yang menjadi faktor utama.
http://amamizu.files.wordpress.com/2010/10/untitled3.jpg?w=412&h=240 
contoh struktur organisasi fungsional
4. Organisasi Lini dan Fungsional
Suatu bentuk organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada perkepala unit dibawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu dan selanjutnya pimpinan tertinggi tadi masih melimpahkan wewenang kepada pejabat fungsional yang melaksanakan bidang pekerjaan operasional dan hasil tugasnya diserahkan kepada kepala unit terdahulu tanpa memandang eselon atau tingkatan.
http://amamizu.files.wordpress.com/2010/10/untitled4.jpg?w=600&h=368 
contoh struktur organisasi lini & fungsional

Ciri-ciri Organisasi dan Unsur Organisasi


   Menurut Berelson dan Steiner(1964:55) sebuah organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Formalitas, merupakan ciri organisasi sosial yang menunjuk kepada adanya perumusan tertulis daripada peratutan-peraturan, ketetapan-ketetapan, prosedur, kebijaksanaan, tujuan, strategi, dan seterusnya.
Hierarkhi, merupakan ciri organisasi yang menunjuk pada adanya suatu pola kekuasaan dan wewenang yang berbentuk piramida, artinya ada orang-orang tertentu yang memiliki kedudukan dan kekuasaan serta wewenang yang lebih tinggi daripada anggota biasa pada organisasi tersebut.
Besarnya dan Kompleksnya, dalam hal ini pada umumnya organisasi sosial memiliki banyak anggota sehingga hubungan sosial antar anggota adalah tidak langsung (impersonal), gejala ini biasanya dikenal dengan gejala “birokrasi”.
Lamanya (duration), menunjuk pada diri bahwa eksistensi suatu organisasi lebih lama daripada keanggotaan orang-orang dalam organisasi itu.

Ada juga yang menyatakan bahwa organisasi sosial, memiliki beberapa ciri lain yang behubungan dengan keberadaan organisasi itu. Diantaranya ádalah:
Rumusan batas-batas operasionalnya(organisasi) jelas. Seperti yang telah dibicarakan diatas, organisasi akan mengutamakan pencapaian tujuan-tujuan berdasarkan keputusan yang telah disepakati bersama. Dalam hal ini, kegiatan operasional sebuah organisasi dibatasi oleh ketetapan yang mengikat berdasarkan kepentingan bersama, sekaligus memenuhi aspirasi anggotanya.
Memiliki identitas yang jelas. Organisasi akan cepat diakui oleh masyarakat sekelilingnya apabila memiliki identitas yang jelas. Identitas berkaitan dengan informasi mengenai organisasi, tujuan pembentukan organisasi, maupun tempat organisasi itu berdiri, dan lain sebagainya.
Keanggotaan formal, status dan peran. Pada setiap anggotanya memiliki peran serta tugas masing masing sesuai dengan batasan yang telah disepakati bersama.

Jadi, dari beberapa ciri organisasi yang telah dikemukakan kita akan mudah membedakan yang mana dapat dikatakan organisasi dan yang mana tidak dapat dikatakan sebagai sebuah organisasi.

Unsur – Unsur Organisasi
Unsur dasar yang membentuk suatu organisasi terdiri dari :
1. Anggota organisasi.
Yaitu, Orang-orang yang melaksanakan pekerjaan organisasi, membentuk organisasi serta terlibat dalam beberapa kegiatan primer. Orang-orang ini terlibat juga dalam kegiatan pemikiran-pemikiran yang meliputi konsep-konsep, penggunaan bahasa, pemecahan masalah, dan pembentukan gagasan. Mereka juga terlibat dalam kegiatan-kegiatan perasaan yang mencakup emosi, keinginan, dan aspek-aspek perilaku manusia lainnya yang bukan aspek intelektual. Mereka juga terlibat dalam kegiatan self-moving (mencakup kegiatan fisik). Dan mereka terlibat juga dalam kegiatan elektrokimia yang mencakup brain synaps (daerah kontak otak tempat impuls saraf ditransmisikan hanya ke satu arah).
2. Pekerjaan dalam organisasi
Pekerjaan ini terdiri dari tugas-tugas formal dan tugas-tugas informal. Tugas-tuguas ini menghasilkan produk dan memberikan pelyanan organisasi. Pekerjaan ini ditandai oleh tiga dimensi universl ;
Isi
Keperluan
Konteks
Praktik-praktik pengelolaan


Definisi Organisasi dan Metode


Sebelum menguraikan pengertian organisasi dan metode secara lengkap, terlebih dahulu akan ditinjau secara sekilas arti dari kata organisasi dan metode.
Istilah organisasi dapat diartikan sebagai :
Wadah, yaitu sekelompok manusia untuk saling bekerja sama.
Proses, yaitu pengelompokan manusia dalam suatu kerja sama yang efisien.
Sedangkan istilah metode tersebut berarti suatu tata kerja yang dapat mencapai tujuan secara efisien.
Organisasi menurut para ahli:
Stoner
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan yang sama.
James D. Mooney
Organisasi adalah bentuk suatu perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
Chester I. Bernard
Organisasi merupakan suatu system aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Pengertian organisasi dan metode (secara lengkap) adalah rangkaian proses kegiatan yang harus dilakukan untuk meningkatkan kegunaan segala sumber dan faktor yang menentukan bagi berhasilnya proses manajemen terutama dengan memperhatikan fungsi dan dinamika organisasi atau birokrasi dalam rangka mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
Dari pengertian tersebut terkandung beberapa maksud yaitu :
Organisasi dan metode merupakan kunci atau syarat pelaksanaan kerja yang setepat-tepatnya,
Organisasi dan metode penting bagi kegiatan manajemen,
Organisasi dan metode dapat memanfaatkan sumber-sumber dan waktu yang tersedia, dan
Organisasi dan metode berguna dalam meningkatkan efisiensi kerja untuk mencapai tujuan.
Dari uraian di atas terlihat jelas betapa eratnya hubungan antara manajemen, organisasi dan metode, bahkan sepertinya dapat dikatakan bahwa organisasi dan metode merupakan salah satu bidang pengkhususan dari manajemen.
Manajemen pada hakekatnya merupakan proses kegiatan seorang pimpinan (manager) yang harus dilakukan dengan mempergunakan cara-cara pemikiran yang rasional maupun praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui kerja sama dengan orang lain sebagai sumber tenaga kerja tanpa mengabaikan sumber-sumber yang lain dan waktu yang tersedia dengan cara yang setepat-tepatnya.
Kegiatan manajemen :
Planning (perencanaan)
Merupakan proses kegiatan pemikiran, dugaan dan penentuan prioritas-prioritas yang harus dilakukan secara rasional sebelum melaksanakan tindakan yang sebenarnya.
Merupakan kegiatan non fisik (kejiwaan) sebelum melaksanakan kegiatan fisik.
Sangat diperlukan dalam rangka mengarahkan tujuan dan sasaran organisasi serta tujuan suatu program pembangunan
b. Organizing (pengorganisasian)
Merupakan proses penyusunan pembagian kerja ke dalam unit-unit kerja dan fungsi-fungsinya serta penempatan mengenai orang yang menduduki fungsi-fungsi tersebut secara tepat.
Dilakukan demi perencanaan, pelaksanaan dan pembagian kerja yang tepat.
Harus diperhatikan dalam penempatan orang (staffing) dilakukan secara obyektif.
c. Motivating (pendorongan)
Merupakan proses kegiatan yang harus dilakukan untuk membina dan mendorong semangat dan kerelaan kerja para pegawai.
Mencakup segi-segi perangsang baik yang bersifat rohaniah seperti kenaikan pangkat, pendidikan dan pengembangan karier, pemberian cuti dan sebagainya maupun yang bersifat jasmaniah seperti sistem upah yang baik dan memotivasi, pemberian tunjangan, penyediaan fasiliatas yang lengkap, dan sebagainya.
d. Controlling (pengendalian)
Merupakan rangkaian kegiatan yang harus dilakukan untuk mengadakan pengawasan, penyempurnaan dan penilaian sehingga dapat mencapai tujuan seperti yang direncanakan.
Sangat penting untuk mengetahui sampai dimana pekerjaan sudah dilaksanakan.
Dapat dilakukan evaluasi, penentuan tindakan korektif ataupun tindak lanjut, se­hingga pengembangan dapat ditingkatkan pelaksanaannya.
Keempat kegiatan manajemen tersebut tidak dapat terlaksana tanpa adanya sumber-sumber ataupun sarana yang harus didayagunakan secara tepat. Sumber-sumber yang dimaksud disebut 6 M (The six M’s in management), yaitu:
Manusia atau tenaga kerja (man power).
Uang atau dana (money).
Bahan-bahan atau material (materials).
Mesin dan peralatan (machine and equipment).
Tata kerja atau (methods)/
Pasar (market).
MANAJEMEN DAN ORGANISASI
Dari uraian di atas dapat dirumuskan bahwa manajemen adalah proses kegiatan pencapaian tujuan melalui kerjasama antar manusia. Rumusan tersebut mengandung pengertian adanya hubungan timbal balik antara kegiatan dan kerjasama di satu pihak dengan tujuan di pihak lain.
Untuk dapat mencapai tujuan tersebut maka perlu dibentuk suatu organisasi yang pada pokoknya secara fungsional dapat diartikan sebagai sekelompok manusia yang dipersatukan dalam suatu kerja sama yang efisien untuk mencapai tujuan. Sehingga dapat dikatakan bahwa fungsi organisasi adalah sebagai alat dari manajemen untuk mencapai tujuan. Jadi dalam rangka manajemen maka harus ada organisasi, demikian eratnya hubungan antara manajemen dan organisasi.
MANAJEMEN DAN TATA KERJA
Tata kerja atau metode adalah satu cara bagaimana (how) agar sumber-sumber dan waktu yang tersedia dan amat diperlukan, dapat dimanfaatkan dengan tepat sehingga proses kegiatan manajemen dapat dilaksanakan dengan tepat pula.
Dengan tata kerja yang tepat mengandung arti bahwa proses kegiatan pencapaian tujuan sudah dilakukan secara ilmiah dan praktis, di samping itu pemakaian tata kerja yang tepat pada pokoknya ditujukan untuk :
Menghindari terjadinya pemborosan di dalam pendayagunaan sumber-sumber dan waktu yang tersedia
Menghindari kemacetan-kemacetan dan kesimpangsiuran dalam proses pencapaian tujuan
Menjamin adanya pembagian kerja, waktu dan koordinasi yang tepat.
Jadi hubungan antara manajemen dan tata kerja dapat dilukiskan seperti di bawah ini :
Manajemen : Menjelaskan perlunya ada proses kegiatan dan pendayagunaan sumber- Sumber serta waktu sebagai faktor-faktor yang diperlukan untuk pelak-sanaan kegiatan demi tercapainya tujuan
Tata Kerja : Menjelaskan bagaimana proses kegiatan itu harus dilaksanakan sesuai dengan sumber-sumber dan waktu yang tersedia.
MANAJEMEN, ORGANISASI DAN TATA KERJA
Eratnya hubungan atau hubungan timbal balik antara ketiga hal tersebut adalah sebagai berikut :
Manajemen: proses kegiatan pencapaian tujuan melalui kerja sama antar manusia.
Organisasi: alat bagi pencapaian tujuan tersebut dan alat bagi pengelompokkan kerja sama.
Tata Kerja: pola cara-cara bagaimana kegiatan dan kerja sama tersebut harus dilaksanakan sehingga tujuan tercapai secara efisien.
Dari konsep tersebut, jelaslah bahwa baik manajemen, organisasi maupun tata kerja ketiganya diarahkan kepada tercapainya tujuan.
Hubungan antara Arti Penting Organisasi dengan proposal tentang Perseroan Terbatas (PT)
Menurut saya terdapat hubungan antara proposal minggu lalu yang berisikan Perseroan Terbatas (PT) dengan Arti Penting Organisasi dan Metode.Baik dari segi Bentuk dan Macamnya, Perseroan Terbatas (PT) termasuk ke dalam Organisasi Niaga karena Organisasi yang mempunyai tujuan utama mencari keuntungan dalam berbisnis.Dan termasuk kedalam Bentuk Organisasi Staff & Lini karena Suatu bentuk organisasi ini di mana dapat pelimpahan wewenang berlangsung secara vertikal dan sepenuhnya dari pucuk pimpinan ke kepala bagian di
bawahnya serta masing-masing pejabat,manajer ditempatkan satu atau lebih pejabat staff yang tidak mempunyai wewenang memerintah tapi hanya sebagai penasihat, misalnya mengenai masalah kearsipan, keuangan, personel dan sebagainya.