Kejahatan Dunia Perbankan

Bagi sebagian besar orang dari kalangan perbankan, tentu sudah tidak asing lagi dengan kejahatan-kejahatan perbankan yang marak terjadi. Kejahatan di dunia perbankan ini tidak hanya melanda Negara Indonesia, melainkan juga sudah sering terjadi di seluruh dunia. Bentuk-bentuk kejahatannya pun beragam, salah satunya adalah kejahatan perbankan berbasis IT.
Bentuk kejahatan dalam dunia perbankan berbasis IT ini merupakan salah satu bentuk kejahatan yang ada. Selain bentuk kejahatan berbasis IT masih banyak bentuk kejahatan dalam dunia perbankan. Kejahatan tersebut dapat berupa pembobolan, fraud, korupsi dan lainnya yang tentu sangat merugikan pihak yang bersangkutan. Seperti yang sudah cukup banyak diketahui, kejahatan-kejahatan dalam dunia perbankan yang terjadi di Indonesia terjadi sudah sejak lama. Kejahatan dalam dunia perbankan khususnya di Indonesia yang sempat menjadi topik hangat pembicaraan adalah kejahatan yang mencakup 6 bank ternama di Indonesia. Bank yang pernah menjadi sasaran kejahatan dunia perbankan ini di antaranya yaitu BCA, Bank Mandiri, Bank Permata, BRI, BNI, dan Bank Internasional Indonesia. Kasus kejahatan perbankan yang melibatkan bank-bank besar ini diindikasikan sebagai kejahatan dalam perbankan yang terintegrasi dalam jangkauan international. Hal ini dibuktikan dengan adanya pembobolan pada bank-bank tersebut melalui teknik skimmer yang berbasis IT tersebut.
Bentuk-bentuk Kejahatan Perbankan Berbasis IT
Pada umumnya, kejahatan yang terjadi pada dunia perbankan terjadi dalam berbagai macam bentuk. Bentuk-bentuk kejahatan ini umumnya dilakukan melalui berbagai macam cara. Berikut adalah beberapa macam tindakan kejahatan dalam perbankan;
1. Skimmer
Skimmer merupakan teknik kejahatan dengan melakukan penangkapan data pada magnetic strip. Teknik skimming ini adalah penggunaan reader sekunder secara fisik r untuk menangkap magnetic yang terdapat di belakang kartu kredit atau kartu debet. Skimmer dan keypad digunakan sebagai penangkap nomor account dan PIN ATM di box ATM yang digunakan. Dengan teknik kejahatan yang satu ini, konsumen tidak akan menyadari bahwa data dari kartu debet atau kreditnya telah disadap. Sehingga bentuk kejahatan ini seringkali terjadi tanpa sepengetahuan konsumen. Bentuk kejahatan ini berhasil memakan banyak korban. Bentuk kriminalitas perbankan ini dimulai dengan menangkap nomor account ATM di slot ATM card yang ada pada umumnya. Dari sini lah skimmer akan merekam segala informasi account ATM card yang masuk ke dalam ATM tersebut. Dengan informasi account tersebut para penjahat perbankan ini akan menyalahgunakan informasi yang didapatkan untuk merugikan korban.
2. Sniffer
Sniffer merupakan teknik kejahatan perbankan dengan cara menangkap paket data yang lalu lalang di jaringan komunikasi. Sniffer sendiri merupakan suatu aplikasi penyerang yang dilakukan untuk mencuri atau menyadap suatu data. Data yang menjadi sumber informasi tersebut tidak akan hilang secara fisik, akan tetapi data tersebut disadap dan digunakan sebagai bahan untuk kejahatan dalam perbankan. Penyadapan ini merupakan hal yang sangat berbahaya, karena data yang disadap biasanya berisi data-data pribadi, seperti username, password, nomor identitas dan lain sebagainya.
Namun, tidak sama seperti skimmer, sniffer dapat dicegah dengan cara melakukan enskripsi data sebelum data dikirim melalui jaringan atau internet. Pengenskripsian data ini bisa dilakukan dengan menggunakan SSH atau Secure Shell yang berfungsi untuk mengenskripsi data dengan cara enskripsi 128 bit. Sehingga dengan teknik enskripsi data ini, data yang dikirim lewat jaringan atau internet tidak dapat secara langsung dikenali dan dibaca oleh para penyalahguna data.
3. Keylogger
Keylogger merupakan salah satu tindakan kejahatan dalam perbankan. Kejahatan dalam dunai perbankan ini dilakukan dengan cara menangkap yang diketikkan pada keyboard komputer. Keylogger ini merupakan suatu aplikasi atau software yang dapat mengunci tombol-tombol pada keyboard. Penguncian tombol keyboard ini dilakukan dengan menggunakan program logger tertentu.
Dengan aplikasi keylogger, apa pun yang diketikkan user di layar monitor akan secara otomatis terekam. Walau pun dalam layar monitor password atau tulisan yang diketikkan berupa komponen simbol seperti “ *** ”, akan tetapi dengan keylogger ini password tersebut dapat secara langsung terbaca dengan jelas. Hasil dari perekaman akan secara langsung tersimpan dalam komputer dan langsung dikirim melalui email kepada si pencuri data. Selain itu, pengiriman data rekaman ini bisa melalui IRC atau bisa juga diamati secara langsung atau realtime dalam sebuah web.
4. Phishing
Phising adalah personal information fishing. Salah satu kejahatan perbankan ini menggunakan situs palsu sebagai social enginering. Phishing merupakan tindakan memeroleh informasi pribadi seperti UserID, PIN, nomor rekening bank, nomor kartu kredit, dan lainnya secara tidak sah. Informasi-informasi pribadi ini kemudian akan dimanfaatkan oleh pihak penipu untuk mengakses rekening, melakukan penipuan kartu kredit, atau memandu nasabah untuk melakukan transfer ke rekening tertentu dengan hadiah-hadiah sebagai pancingannya.
 Teknik yang umum digunakan dengan phishing ini ialah sebagai berikut;
-          Penggunaan alamat email palsu dan grafik untuk mengelabui para korban agar mempercayai kebenaran email atau web sites palsu tersebut. Agar meyakinkan, biasanya para pelaku menggunakan logo atau merk dagang lembaga resmi, seperti bank atau penerbit kartu kredit. Pemalsuan ini dilakukan untuk memancing korbannya agar menyerahkan data-data pribadi seperti password, PIN dan nomor kartu kredit.
-          Membuat situs palsu yang sama persis dengan situs resminya. Pelaku biasanya juga mengirimkan email yang berisikan link situs palsu yang telah dibuatnya.
-          Membuat hyperlink ke web sites palsu atau menyediakan form isian yang ditempelkan pada email yang dikirimnya.
-          Teknik-teknik phishing ini dilakukan dengan segala ilmu informatika yang bisa secara umum dipelajari. Hal ini lah yang menyebabkan penipuan dengan teknik phishing banyak terjadi dalam kejahatan perbankan.
5. Typo Site
Typo site merupakan modus kejahatan yang bisa dikatakan cukup unik. Seringkali modus kejahatan ini tidak disadari oleh korban-korbannya. Modus kejahatan ini dilakukan dengan cara membuat situs yang memiliki nama yang hampir sama dengan situs resminya. Dalam typo site ini kejahatan memiliki peluang sangat besar untuk terjadi. Dengan sangat mudah modus kejahatan ini dibuat dengan domain-domain yang digunakan secara umum, seperti .COM, .NET, .ORG, dan beberapa jenis domain pada umumnya. Setiap orang bisa menamakan situsnya dengan apa saja, selama nama situs tersebut belum dipakai oleh oranglain. Si pembeli nama-nama domain ini dapat membuat tampilan situs yang sama persis dengan situs resminya. Biasanya typo site ini sering disalahgunakan pada situs-situs bank resmi. Tujuan dari typo site ini adalah untuk menangkap userID, password atau data-data pribadi lainnya. Data-data tersebut kemudian dimanfaatkan untuk melakukan kejahatan lainya. Dalam teknik-teknik kejahatan perbankan tersebut, semua tindakan digunakan dengan ilmu teknologi informasi. Hal ini tentu saja berpeluang besar bagi pelaku karena sebagian besar orang tidak sepenuhnya mengetahui adanya kejahatan yang dilakukan dengan bantuan teknologi tersebut.

Faktor-faktor Kejahatan Perbankan di Indonesia
Setelah mengetahui banyak teknik kejahatan dalam dunia perbankan, ada baiknya jika kita mengetahui faktor-faktor yang bisa menyebabkan kejahatan dalam dunia perbankan ini terjadi.
Berikut beberapa faktor kejahatan dalam dunia prbankan terjadi;
Kurangnya pengawasan internal. Salah satu faktor adanya kejahatan dalam dunia perbankan adalah minimnya pengawasan internal dalam lingkungan bank itu sendiri. Minimnya pengawasan menyebabkan banyaknya peluang untuk adanya fraud dalam lembaga-lembaga keuangan tersebut. Fraud disini adalah kecurangan yang dilakukan dengan sengaja oleh pihak-pihak yang berada di kalangan lembaga-lembaga keuangan tersebut.
Risiko tinggi dalam industri perbankan dan sistem pengawasan perbankan di Indonesia belum berjalan dengan baik.
Adanya faktor internal. Pola-pola kejahatan dalam dunai perbankan tidak hanya dilakukan oleh pihak luar. Seringkali kejahatan ini terbentuk dengan adanya kerjasama antara pihak external dan pihak internal. Hal ini lah merupakan faktor kejahatan yang sulit untuk dihapuskan.
Faktor-faktor yang menyebabkan adanya kejahatan dalam dunia perbankan ini merupakan sebagian kecil saja. Ada banyak faktor-faktor lain yang menyebabkan banyaknya kejahatan dalam perbankan terjadi hingga saat ini. Waspada dan berhati-hati harus lebih Anda tingkatkan. Apabila merasa tidak yakin dengan prosedur yang mencurigakan, sebaiknya tidak usah dilanjutkan atau minta keterangan dari pihak terkait.

SUMBER : - http://www.anneahira.com/kejahatan-perbankan.htm

0 kritik dan saran:

Posting Komentar